Kamis, 03 November 2011

Ketika Cinta Tak Lagi Satu

Cinta??? Rasanya sejuta, indahnya tak terbayangkan? Benarkah?

Hmm..
Saya sedikit takut ketika ingin menuliskan hal ini. Takut salah, takut pemikiran saya ini tidak diterima. Ketika saya menuliskan ini, saya sedang dihadapkan pada fenomena yang terjadi disekitar. Entah itu dari lingkungan, keluarga atau bahkan teman dekat.

Allah SWT memang menumbuhkan rasa cinta kepada setiap insan. Namun bukankah itu seharusnya ditempatkan sesuai porsinya? Bahkan ketika kita dihadapkan pada suatu pilihan satu untuk selamanya (baca:pernikahan). Kita dihadapkan pada suatu konsekuensi bahwa cinta itu memang untuk satu. Saya jadi teringat ucapan Mba Asma Nadia dalam salah satu bukunya, Cinta laki-laki yang hanya kepada satu-satunya istrinya tidak akan mengurangi jarak ke SurgaNYA, begitulah kira-kira. But, in real case?? Jarang sekali saya mendapatkan satu rumah tangga yang jauh dari hal 'kemelencengan hati', begitulah saya menyebutnya. Bahkan dalam keluarga terdekat saya sekalipun. Tentu saya tidak akan mengumbar aib disini. Namun sungguh saya hanya miris, sedih, dan ada ketakutan tersendiri ketika mendengar hal-hal seperti ini. Akankah saya mengalaminya? Jika iya, sikap apa yang harus saya ambil nantinya? Bukannya saya mencoba untuk menerka takdir Allah, bukannya saya bersikap apriori, namun hal ini sangat sangat mengganggu saya sebagai wanita. Bagian tersensitif saya menjerit. Bahkan saya pun tidak menemukan jawabannya ketika ditanya "siapa yang salah?".

Namun saya juga tidak menutup mata, ternyata masih ada diluaran sana suami yang begitu setia terhadap istrinya. Bahkan ketika ia berada diluar 'jangkauan' dengan lingkungan yang 'tidak beres'. Saya salut terhadap laki-laki seperti itu. Semoga 'lelaki sederhana' itu pun mampu untuk selamanya menetapkan satu hatinya. Tidak tergoda oleh hati-hati lain dan tidak menjadikan saya sebagai batu lompatan menuju kesuksesannya.

Dalam ketergalauannya hati
At My office Room
Detik-detik menuju jam pulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar