Rabu, 03 Oktober 2012

Bahagia itu Sederhana

Bahagia itu sederhana cinta,
Sesederhana ketika kau membelai dengan lembut
Bahagia itu sederhana cinta,
Sesederhana ketika kau hembuskan nafas sayang
Sesederhana ketika kau tersenyum di pagi hari
Sesederhana ketika kau kecup kening saat kau hendak berangkat kerja
Sesederhana ketika aku mencium tanganmu
Sesederhana kejutan-kejutan kecilmu disetiap hari

Bahagia itu sederhana
Bahagia itu di hati

much love for u honey,
Thx much to Allah SWT for giving u in my life
You are the one who i live with, n i share my problem with.

Selasa, 25 September 2012

Beda itu asyik, tapi kalau beda yang ini....

Missing my mom so mad and it happens to me every day
Bahkan rasanya ada suami disamping pun kalah, jika bisa rasanya ingin sekali selalu dalam satu rumah dengan mama.

Percakapan di telepon siang ini cukup mampu membuat saya banjir, campur antara kangen, sedih, kesal.
Kangen bercampur senang, karena nama 'Bunda' yang tertera di layar ketika handphone saya berdering, sedih karena mama membawa cerita yang tidak begitu menyenangkan. Beliau bercerita (curhat) soal adik perempuan yang sedang kuliah di Bandung, tentang kenakalannya yang membuat saya bergidik tidak mampu membayangkan hal itu telah dibuatnya selama setahun belakangan ini. Soal bapak yang saya rasa terlalu berlebihan dalam hal materi ke adik perempuan saya satu-satunya itu. Hal ini membuat ingatan saya terbang jauh kebelakang, tentang saya, bapak dan alfalink.

Kami 3 bersaudara, sulung yang menjadikan saya mungkin sedikit tertekan dengan adik perempuan yang lebih segalanya dibanding saya (fisik dan otak), dan juga adik laki-laki yang jaraknya cukup jauh. Mungkin berawal dari sanalah saya selalu merasa sedikit tidak diperdulikan kepentingannya oleh bapak. Bahkan terkadang entah sadar atau tidak, bapak sering kali membandingkan soal fisik antara kami berdua. Maklum badan saya kecil seperti mama. Itu beda yang pertama. Saya ingat sekali, dari zaman saya smp, saya minta untuk dibelikan alfa link (kamus elektronik), saya cukup tau diri, saya tidak akan merengek diminta belikan barang jika orang tua sedang tidak punya. Ya saya yakin, ketika saya minta itu tandanya saya tahu kalau beliau mempunyai uang lebih, dan saya rasa saya tidak salah kalau saya minta barang yg harganya sekitar 200rbuan kala itu. But the fact, barang itu tidak pernah menjadi milik saya. Beda ketika adik perempuan saya dimintakan handphone, and you know, dibelikan loohh yang baru, bukan second apalagi handphone turunan dari bokap. Sedangkan saya harus puas dengan handphone turunan dari bapak.

Sekarang saya mengerti, kenapa saya akhirnya sering sekali tidak jajan untuk memenuhi apa yang saya inginkan, tanpa minta dan merengek-merengek lagi. Saya cukup bangga ketika diberi jatah uang bulanan oleh orang tua yang pas-pasan tapi cukup mampu untuk membeli ini itu, dan bisa menabung meski sedikit. Dan saya cukup bangga, akhirnya saya bisa membeli barang ini itu ketika saya bekerja. Dan ini tentu tidak terlepas dari doa mereka.

Saya tersadar kenapa mama sering sekali berujar "jangan biarkan rasa iri itu menjalari hati ya mba, karena kadar rezeki sudah diatur oleh Sang Maha Pengatur Rezeki, sekalipun dua orang saudara dan datangnya rezeki itu dari orang tua sendiri". Ternyata kalimat itu untuk menguatkan hati seorang sulung ini.

Mom, much love for u
Terima kasih sudah membentuk desy menjadi pribadi yang seperti ini
Meski rapuh raga, tapi tidak mudah rapuh jiwa

Desy
ditulis dalam cubical ruangan kantor
30 minutes left to go home

Jumat, 15 Juni 2012

Surat Untuk "AKU" di Masa Depan

Saat ini tepat pukul 12.00 WIB, di belahan bumi Allah bagian barat pulau jawa. Tepat hambaNYA yang laki-laki menunaikan shalat jumat.

Hai Desy,
saat kau membaca surat ini, aku perkirakan usiamu sudah 28 tahun.. Dan berarti aku menulis surat ini 5 tahun yang lalu. Sudah seperti apa wujudmu sekarang, sudah membesar selayaknya ibu-ibu kah?
Aku membayangkan, kau sudah memilikia 2 orang anak yang lucu, yang pertama perempuan dan yang kedua laki-laki ^^. Selamat membina keluarga kecilmu ya, kau harus membentuk jundi2 kecilmu menjadi generasi yang Rabbani. Semangat!!!

Hmmm...
Lantas bagaimana dengan S1 pajakmu, pasti sudah selesai donk. Januari 2013 kau sudah wisuda bukan? Didampingi dengan suami tercintamu, membuat orang lain iri saja..hhihi..

Aku berharap sekali, disaat kau membaca surat ini, kau sudah punya toko dan menjadi agen untuk buku kainmu, plus ditambah usaha yang lainnya. Aku yakin sebelum kau membaca surat ini pun kau sudah memiliki itu semua.

Jangan pernah hilangkan obsesimu untuk menjadi guru ya, guru yang ikhlas membantu anak2 yang tidak mampu, melanjutkan usaha sekolah mama, meneruskan visi misi mamamu. PAUD itu harus berkembang menjadi jauuhh lebih bagus, mengeluarkan outcome yang dipakai di masyarakat. Bukankah semuanya berawal dari usia dini. Kembangkan jiwa entrepreuner pada mereka. Jangan mau kalah. ^^

Des,
Semua tentu sudah ada yang mengatur,
Bahkan saat kau nanti membaca surat ini, ketika tangan yang saat ini sedang menari memainkan tuts-tuts ini pun, aku yakin sudah masuk dalam skenarioNYA.
Aku selalu bermimpi, aku di masa depan, 5 tahun lagi saat kau membaca surat ini, kau telah menjadi ibu dan istri yang hebat. Karena kau tahu, saat aku menulis ini, 15 hari lagi masa lajangku selesai. Membentuk keluarga kecil yang sangat diidam-idamkan.

Oya,
apa saat kau membaca ini sudah punya tempat tinggal mapan?
Harus sudah punya ya, kasian anak2mu, mereka harus punya kamar sendiri-sendiri =p

Dan...hhmmm....
5 tahun itu cukup lama, seharusnya saat kau membaca ini, kau sudah lebih baik dari segi apapun.
Jangan lupa untuk belajar Qiroati, perbaiki bacaan Qur'anmu. Perbaiki bahasa inggrismu. Jangan pernah menyerah untuk terus usaha, berdagang, pasti selalu ada jalan. Hmm..beri tahu aku ya nama tokomu nanti. :)

5 tahun, 10 tahun, atau bahkan 1 menit kedepan pun, kita tidak pernah mengetahui hal apa yang akan terjadi.
Tapi mimpi itu akan selalu ada. Untuk penyemangat hidup, memberi tanda bahwa masih ada satu harap di dalam sini.

Aku Sekarang
Desy Auliani
23 tahun
15 Juni 2012

Selasa, 20 Maret 2012

Aku Adalah ...

Aku adalah manusia yang lemah
Tanpa ada Allah SWT di sisiku

Aku adalah manusia yang hina
Tanpa Allah SWT memberiku setitik kehidupan di dunia yang fana ini

Aku adalah aku
Yang tak ada sama dengan orang lain

Aku adalah aku
Yang tak akan anggap diriku lebih hebat dari orang lain
Sekali lagi tidak
Karena ku tahu
diri ini hanya dari setetes air mani yang hina

Semangat Itu Masih Ada

Bekasi, 15 Oktober 2008
06.30 pm

Sungguh, mutiara bening ini luruh menyaksikkan emosi-emosi yang terlahir dari sosok mungil pedalaman yang tak dikenal orang. Lintang. Itulah namanya. Sebuah tokoh nyata dari kisah Laskar Pelangi yang cukup membuat hati kebat kebit. Aku terus saja mengutuki diri sendiri jikalau aku sampai menyia-nyiakan kesempatan pendidikanku. Dengan segala fasilitas yang ada (walau tidak mewah) seharusnya aku bisa dengan mudah untuk terus menggali ilmu yang bertebaran. Kita semua tentu tahu segala keterbatasn yang dialami oleh para laskar pelangi itu, terutama Lintang, harus mengayuh sepeda dengan jarak 80 km pulang pergi setiap harinya, melewati rawa yang tidak tanggung-tanggung buaya-lah penghuninya.
Sungguh, jika itu terjadi pada diriku, tidaklah kuat mental ini menanggunggnya. Berangkat kuliah yang hanya duduk manis di angkot saja, badanku sudah terasa mau lepas, apalagi harus mengayuh sepeda. Belum lagi penerangan yang ada di malam hari ketika mereka mau belajar, tapi semangat mereka tak pernah pudar. 
Aku malu. Sungguh aku malu.
Betapa bodohnya diriku jika aku menyia-nyiakannya. Hingga tertancap teguh dalam diriku
"I have to be something I want"

Tulisan ini saya temukan ada di salah satu buku harian saya. Tertulis 2008, itu berarti ketika saya sedang di semester 4. Hmmm..saya ingat sekali, kalau tidak salah ingat saya menulis ini ketika saya sedang down sekali, entah karena apa (lupa).
"I have to be something I want"
Woww..jadi merinding saya sekarang. Sudah hampir 4 tahun sejak tulisan ini saya buat, dan sudah jadi apa saya sekarang? Hal apa saja yang sudah saya lakukan? Perubahan-perubahan baik apa yang saya lakukan?