Senin, 20 Februari 2012

Ini Caraku dan Itu Caramu

Menjelang malam ditemani rintik hujan dan sepiring sayur hangat. Saat yang tepat bukan? Untuk memulai suatu obrolan ringan. Soal cinta, soal kehidupan, soal cita.

Iseng saya buka laptop dan buka facebook, hmm..dan apalagi yang dilakukan selain update status
"We have our own way for enjoying our life"
Sepanjang perjalanan pulang, diatas kereta kuda yang membawa saya menuju surga dunia, saya terus merenung obrolan ringan antara dua wanita itu. Ringan dan memberi makna.

"Gw gatel mo jalan lagi mba. Kenapa ya begini? Pengennya jalan-jalan mulu. Gw jadi mikir, mo jadi apa nanti. Kalo lo gak begitu ya mba"

"Hehehe...dilihat prioritas aja, kalau emang dari segi waktu dan uang mencukupi, ya kenapa gak. Cuma kalau saat ini aku lebih milih untuk yang lainnya, hunting buku misalnya"
#nyengir. Padahal pengen juga jalan-jalan *Loh???*

"Well..ya ini cara gw buat nikmatin hidup, lo gak tau bagaimana rasanya ketika kita ada di tempat-tempat eksotis itu. Klo lo sekali aja nyoba, gw yakin pasti ketagihan"

"Hmmm..mungkin, tapi saat ini ada prioritas yang lain yang mendesak untuk didahulukan" Saya ambil nafas panjang.

Hmmm..tidak munafik, saya pun ingin sekali merasakan dunia seperti itu, backpacking, melancong menikmati alam yang sudah Rabb ciptakan. Tapi apa daya, banyak sekali kendala yang dirasakan, dan akhirnya itu pun hanya menjadi impian dengan indahnya. Bukankah ada banyak cara untuk menikmati hidup yang telah Rabb berikan?
Ini caraku, Kau tahu?
Mempelajari ilmuNYA. Ilmu Allah SWT terlalu luas untuk kita lampaui, waktu yang sedikit ini saya pergunakan untuk memperdalam ilmuNYA, meresapi kalam-kalamNYA. Dan memang akan lebih sempurna jika bisa berinteraksi langsung dengan ciptaanNYA, tapi kalau tidak bisa ya inilah yang saya lakukan.

Melihat dunia dengan buku.
Bukankah buku itu jendelanya dunia. Tanpa harus menuju tempatnya setidaknya saya bisa tahu tempat-tempat yang mungkin tidak akan terjamah oleh saya. Tapi akhirnya saya pun jadi ngiler-ngiler ingin kesana. Dan akhirnya itu tetap menjadi mimpi besar saya.

Well,,setidaknya inilah obat bagi saya yang serba ketidakmampuan untuk berjelajah.
Dan saya tetap bisa untuk menikmati hidup. Tahu tidak? Setelah saya renungkan, saya lebih rela untuk menghabiskan jatah jajan saya untuk beli buku dibanding untuk jalan-jalan. Karena apa? Mungkin sangat senang menghabiskan waktu menjelajahi tempat-tempat indah, tapi itu hanya bisa saya rasakan sendiri. Dan buku? Bukan hanya saya yang menikmatinya, anak cucu saya pun bisa merasakan. Ilmu, dan itu tak pernah habis dimakan waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar