Rabu, 08 Februari 2012

A Friendship

Manusia itu makhluk sosial. Siapapun tahu itu. Karena itulah saya tidak bisa hidup sendiri.

Selama perjalanan hidup saya ada begitu banyak orang yang lalu lalang. Dari TK, SD, SMP, SMA, kuliah hingga kini kerja, oh tidak, bahkan sejak saya untuk pertama kalinya bernafas pun, perkenalan itu sudah dimulai. Saya tipikal orang yang pendiam, tidak akan terlalu banyak bicara jika tidak ada yang memulai percakapan, untuk kasus belum saling kenal. Tapi jika sudah terbiasa, saya akan nyerocos ngalor ngidul..hehe
Sejak kecil saya tidak memiliki seseorang yang benar-benar dekat, sahabat. Yaps, saya dekat dengan semuanya, tapi rasanya belum menemukan yang benar-benar klop untuk segalanya.

Tahun 2007, sebagai mahasiswa baru, saya tetap dengan gaya saya yang diam dan tetap dengan muka judesnya (kata orang gitu, padahal aslinya baik kaann.)
Seriring berjalannya waktu, kami kian dekat. Seperti senasib seperjuangan. Sama-sama memperjuangkan pendidikan bagi kami masing-masing. Kami serasa memiliki visi yang sama. Tidak ada kata menyerah untuk belajar (sepertinya begitu..hehe)

Friends are second family
Hmmm..kira-kira seperti itu penggambarannya.
Saya tipikal orang yang sangat cepat perubahan moodnya. Disaat suasana hati senang, saat itu pula saya bisa berubah emosi ketika mendengar suatu yang tidak saya suka. Mereka mampu menenangkan.
Disaat saya butuh tempat curhat, dengan segera saya buka nama mereka, klik, dan chatting pun terjadi, meski terkadang itu mengganggu jam kerja.. *eeehh.. ketauan deehh..hihi *clingakclinguk, semoga bos gak baca *wish*

Like a Family
Pasang surut itu biasa.
Kami pun pernah menemukan hal yang sangat besar. MASALAH.
Hmm..entah ini bisa dikatakan hal sepele atau tidak. PERASAAN.
Tapi, segera diatasi. Dia takkan membiarkan masalah ini berlarut terlalu lama. Dan sekarang, seakan masalah itu tak pernah ada. *senyum*

That's what friends are for
Sahabat itu keluarga. Bahkan ketika ikatan hati ini sudah terjalin, takkan pernah terputus, meski tak ada aliran darah yang menyatu. Karena sahabat itu keluarga.
Saya selalu merasa terbantu oleh mereka. Dan sepertinya mereka yang terlalu banyak memberi dibanding saya.

Hei Kalian
Tahu tidak?
Baru kali ini aku menemukan teman yang 'bisa' berlama-lama di toko buku
Baru kali ini juga aku menemukan teman yang mengerti segala ego, segala perubahan mood
Dan kalian,
Maaf kalau selama ini aku masih jauh dari kata memberi
Terima kasih untuk 3 tahun kita bersama, dan hingga saat ini komunikasi itu tidak pernah lepas
Terima kasih untuk menjadi pendengar setia kalau lagi galau
Penasehat terhandal setelah mama

Semoga tidak pernah putus bahkan sampai kita punya buntut segambreng nanti..hehe
Dan aku yakin, cerita ini akan terus berlanjut, seiring mimpi-mimpi kita terus mengalir.

#Eh..inget mimpi kita pergi ke belitung gak?? Waktu itu kita mo berangkat tahun berapa yaa???

dari kiri : Eli, Nurrul, Eva, Meeee ^^

4 komentar:

  1. Pada dasarnya apa yang kita lakuin semua buat orang lain.. karenakita makhluk sosial, mungkin kalo gak ada orang lain, kita pun malas ngeblog.. ^^

    BalasHapus